Iddah dan Ihdad Wanita Modern

Iddah dan Ihdad Wanita Modern

Authors

  • Ahmad Muslimin Institut Agama Islam Ma'arif NU (IAIM NU) Metro Lampung

DOI:

https://doi.org/10.25217/jm.v2i2.163

Keywords:

Iddah, Ihdad, Wanita modern

Abstract

Pernikahan bertujuan mulia, namun pernikahan ada perceraian. wanita bercerai ditetapkan berdasarkan masa haid atau suci, bilangan bulan atau dengan melahirkan, beribadah ‘ta’abbud’ maupun bela sungkawa atas suaminya. Selama masa tersebut wanita (isteri) dilarang menikah dengan laki-laki lain. Demikan juga dengan masa berkabung seorang wanita yang ditinggal mati oleh suaminya tidak boleh bersolek atau berhias dengan memakai perhiasan juga tidak boleh keluar dari rumah tanpa adanya keperluan, untuk menghormati dan turut belasungkawa.

Pertimbangan etik-moral, iddah memiliki fungsi pelindungan, dalam perkembangan modern,  banyak  kaum wanita aktif di berbagai bidang, baik politik, sosial, budaya maupun bidang lainnya. Sebenarnya dengan ilmu pengetahuan dan teknologi dalam bidang kedokteran, untuk mengetahui hamil atau tidaknya tidak harus menunggu minimal satu kali haid atau suci.

References

Abdul Wahab Khallaf, Ilmu Usul Fiqh, Moh Zuhri, Ahmad Qorib, (Semarang: PT. Dina Utama, 1994)

Abdurrahman al-Jaziri, Kitab al-Fiqih ala al-Mazhahib al-Arba’a, (Libanon: Dar al-Kutub al-Ilmiyah, 2003)

Abu Yahya Zakariya al-Ansahri, Fath al-Wahhab, (Semarang: Toha Putra, t.t)

Ahmad Warson Munawwir, Kamus al-Munawwir Arab-Indonesia Terlengkap, (Yogyakarta: Pustaka Progresif, 2002)

Amir Syarifuddin, Hukum Perkawinan Islam di Indonesia Antara Fiqh Munakahat dan UndangUndang Perkawinan, (Jakarta: Kencana, 2007)

Ibn Mundzir, Lisan al-Arab, (ttp: tnp, t.t)

Ismail, Habib, dan Nur Alfi Khotamin. “Faktor dan Dampak Perkawinan Dalam Masa Iddah (Studi Kasus di Kecamatan Trimurjo Lampung Tengah).” Jurnal Mahkamah: Kajian Ilmu Hukum Dan Hukum Islam 2, no. 1 (2017)
Kamus Munjid, (Beirut: Dar al-Masyriq, 2008)


Muhammad bin Idris al- Syafi’i, Al-Umm, (Dar al-Wafa’, 2001)

Muhammad bin Ahmad bin Muhammad bin Ahmad bin Rusyd al- Qurtuby, al-Bidayah al-Mujtahid, (Beirut: Dar al-Mu’arrafah, 1982)

Mukhlishin, A., Nur Alfi Khotamin, Ari Rohmawati, dan Ariyanto Ariyanto. “Studi Hukum Islam Terhadap Kewarisan Masyarakat Adat Semendo Kabupaten Lampung Barat Di Era Kontemporer.” Ulul Albab Jurnal Studi Islam 18, no. 1 (31 Juli 2017): 84–103. https://doi.org/10.18860/ua.v18i1.4125.Muhammad Abu Zahrah, Al-Ahwal al-Syakhsiyyah, (ttp: Dar al-Fikr al-‘Arabi, t.t)

Muslimin, Ahmad. “الشـــــــريعة ضد الإجــــتماعـــــــية على القـــــــــواعد الفقـــــــــــهية Perkembangan Hukum Islam Versus Kehidupan Sosial dalam Perspektif Al-Qawaid Al-Fiqhiyah.” Jurnal Mahkamah 1, no. 1 (2016): 1–28.

Syamsul Arifin Abu, Membangun Rumah Tangga Sakinah, (Pasuruan: Pustaka Sidogiri, 2008)

Sayyid Sabiq, Fiqih Sunnah, (Jakarta: Pena Pundi Aksara, 2006)

Tirmizi, Sunan at-Tirmizi, “Kitab al-Thalaq wa Li’an”, Bab Ma Ja’a fi ‘lddati al-Mutawaffa‘anha Zaujaha, (Makkah : Maktabah at-Tijariyyah, t.t)

TM. Hasbi Ash-Shiddieqy, Sejarah Pertumbuhan dan Perkembangan Hukum Islam, (Jakarta : Bulan Bintang, 1971)
Wahbah Zuhaili, al-Fiqh al-Islam wa Adillatuh, (Libanon: Darl Fikr. 2006).

Downloads

Published

2017-12-27

How to Cite

Muslimin, A. (2017). Iddah dan Ihdad Wanita Modern: Iddah dan Ihdad Wanita Modern. Jurnal Mahkamah : Kajian Ilmu Hukum Dan Hukum Islam, 2(2), 217–234. https://doi.org/10.25217/jm.v2i2.163