RUANG PUBLIK KEAGAMAAN: INTOLERANSI DAN NARASI HUMOR NU GARIS LUCU

Authors

  • Ery Erman Ernayati Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga Yogyakarta, INDONESIA

DOI:

https://doi.org/10.25217/jf.v6i1.1394

Keywords:

Intoleransi, NU garis lucu, Ruang Publik

Abstract

Isu Intoleransi beragama yang ada di Indonesia telah mengakar kuat sampai saat ini. Dimulai dari mengklaim agama yang dianut adalah agama yang paling benar atau menilai agama lain sesat dan dianggap sebagai musuh. Bahkan ada sebagian masyarakat yang bersedia mengorbankan nyawa mereka demi membela agama, yang kemudian menunjukkan eksistensinya di ruang publik, seperti aksi bom bunuh diri, aksi perusakan fasilitas publik, hingga provokasi masyarakat untuk bersikap intoleran. Berbagai upaya telah dilakukan oleh beberapa akademisi untuk meminimalisir tindakan-tindakan tersebut. Selain itu media masa turut memberikan peran penting sebagai usaha tambahan peminimalisiran isu ini, salah satunya akun NUgarislucu di media Instagram. Akun NUgarislucu hadir dengan nuansa humor yang renyah namun mengandung edukasi yang bertujuan untuk menumbuhkan sikap toleransi beragama. Tulisan ini menggabungkan dua teori sekaligus, pertama konsep Ruang Publik Jurgen Habermas yang menjadikan ruang publik sebagai media untuk mengutarakan semua asumsi secara bebas. Kedua teori Cyberspace yang diusung Yasraf Amir Piliang untuk melihat eksistensi Nugarislucu di ranah media massa mengingat fenomena diruang ini mulai menyaingi isu yang terjadi di dunia nyata termasuk intoleransi beragama.  Penggabungan dua konsep ini  dapat melihat akun NUgarislucu sebagai  media  sekaligus ruang publik yang menjadi konsumsi masyarakat hingga dapat membentuk opini publik.

Downloads

Published

2021-06-30

How to Cite

Ernayati, E. E. (2021). RUANG PUBLIK KEAGAMAAN: INTOLERANSI DAN NARASI HUMOR NU GARIS LUCU. Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya, 6(1), 50–63. https://doi.org/10.25217/jf.v6i1.1394