This is an outdated version published on 2021-12-31. Read the most recent version.

STATUM AGAMA DALAM SEJARAH SAINS ISLAM DAN SAINS MODERN

Authors

  • Mohammad Muslih Universitas Darussalam Gontor Ponorogo, INDONESIA
  • Amir Reza Kusuma Universitas Darussalam Gontor Ponorogo, INDONESIA
  • Sofian Hadi Universitas Darussalam Gontor Ponorogo, INDONESIA
  • Abdul Rohman Universitas Darussalam Gontor Ponorogo, INDONESIA
  • Adrian Syahidu Universitas Darussalam Gontor Ponorogo, INDONESIA

DOI:

https://doi.org/10.25217/jf.v6i2.1845

Keywords:

sains Islam sains Modern, Statum, sejarah

Abstract

Agama Islam berlandaskan wahyu berupa kitab suci al-Qur’an. Bagi saintis Muslim, al-Qur’an merupakan sumber ilmu pengetahuan yang darinya dikembangkan segala macam disiplin ilmu. Ilmu syari’ah seperti, akidah, fikih, kalam, filsafat tanpa menafikan disiplin ilmu umum seperti astronomi, kedokteran, fisika, kimia dan sebaginya. Pada sisi yang berbeda, sains Modern menafikan peran agama dalam kajian keilmuan. Hingga pada akhirnya, sains Modern menjauhkan diri dari doktrin agama. Makalah ini terfokus mengkaji statum (posisi) agama dalam perspektif sains Islam dan sains Modern (Barat) dengan kajian kepustakaan yang menekankan pada aspek tekstual. Dari penelitian ini disimpulkan bahwa agama adalah inheren tidak dapat dipisahkan dengan sains. Sains Islam berpegang kepada dîn atau agama, sedang sains Modern tidak lagi berpijak pada agama, hingga berakumulasi pada kerusakan yang ditimbulkan. Hal ini memicu saintis Muslim mengambil sikap tanggap yaitu dengan menyodorkan solusi gagasan Islamisasi terhadap sains Modern. Langkah tersebut sebagai respon atas dampak yang dirasakan oleh umat Islam. Islamisasi terhadap sains Modern selayaknya mampu menjadi solusi terhadap kerusakan dan kehancuran yang ditimbulkan oleh para saintis Modern.

Downloads

Published

2021-12-31

Versions

How to Cite

Muslih, M., Kusuma, A. R., Hadi, S., Rohman, A., & Syahidu, A. (2021). STATUM AGAMA DALAM SEJARAH SAINS ISLAM DAN SAINS MODERN. Fikri : Jurnal Kajian Agama, Sosial Dan Budaya, 6(2), 1–17. https://doi.org/10.25217/jf.v6i2.1845